19
Jan
Bunyu – Dalam rangka mendukung peningkatan kinerja keselamatan dan keberlanjutan operasi hulu migas, PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field menggelar Kegiatan Simulasi Tanggap Darurat Level 1 Penanggulangan Kebakaran Dan Evakuasi Masyarakat dilakukan di sekitar fasilitas Stasiun Pengumpul Utama (Main Gathering Station) Lapangan Bunyu pada akhir Desember lalu.
Kegiatan ini melibatkan tim tanggap darurat Perusahaan dan para pemangku kepentingan eksternal di wilayah operasi Perusahaan, antara lain pihak aparat Kecamatan Bunyu, Desa Bunyu Barat, Polsek, Koramil, Puskesmas, tokoh masyarakat, dan masyarakat Pulau Bunyu.
Senior Manager Bunyu Field Andry Sehang menjelaskan bahwa kemampuan menangani kondisi darurat merupakan elemen penting dalam menjaga keberlangsungan operasi migas yang selamat, andal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, serta melindungi keselamatan masyarakat dan lingkungan dari dampak yang ditimbulkan.
”Bagi kami, kegiatan simulasi ini akan mendukung kesiapan perusahaan, khususnya Site Emergency Response Team atau SERT Bunyu Field untuk senantiasa siaga dan terampil dalam menghadapi berbagai kemungkinan keadaan darurat yang dapat terjadi sewaktu-waktu,” jelas Andry.
Menurutnya, sebagai KKKS, pelaksanaan kegiatan ini menjadi wujud komitmen perusahaan untuk mendukung target produksi migas nasional yang ditetapkan oleh SKK Migas sebesar satu juta barel minyak perhari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di tahun 2030.
“Pelibatan pihak eksternal perusahaan pada simulasi ini akan meningkatkan pemahaman seluruh pemangku kepentingan dan memudahkan koordinasi apabila terjadi keadaan darurat,” jelas Andry.
Kepala Departemen Operasi SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi Dedy Hidayat menyampaikan bahwa kegiatan Simulasi Tanggap Darurat Level 1 bertujuan menguji kesiapan SERT Bunyu Field, baik secara personel, sarana-prasarana maupun kelancaran komunikasi dalam merespons laporan kondisi darurat.
“Sebagai objek vital nasional, kesadartahuan tentang penanganan situasi darurat harus dimiliki oleh setiap personel sehingga mitigasi penanganan terpetakan dengan baik,” papar Dedy.
Dedy menambahkan bahwa simulasi ini dapat memberikan gambaran sesungguhnya dan melatih kecepatan respon ketika terjadi insiden dan kelancaran alur komunikasi ke semua pihak. “Keberlangsungan operasi hulu migas menjadi mutlak untuk menjamin ketahanan energi negara kita di mana sangat membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini, Camat Bunyu Nurdin terlihat antusias mengikuti simulasi tanggap darurat ini. “Kami menyadari bahwa tempat tinggal kami berdekatan dengan fasilitas operasi migas yang harus selalu siaga dalam menghadapi kondisi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kami untuk mengikuti simulasi secara rutin yang dilaksanakan oleh Perusahaan,” ungkapnya.
PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinakhodai oleh PHI. Dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKK Migas, PEP Bunyu Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov