02
Jan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan kunjungan kerja dan pengawasan lifting migas ke PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Pada kunjungan kerja kali ini dihadiri oleh Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yaitu Bpk. Nanang Abdul Manaf, didampingi oleh VP Operasi SKK Migas Pusat, Bagus Bina Edvantoro; Plt. Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi SKK Migas Pusat, Sunjaya Eka Saputra; Kepala SKK Migas Perwakilan KalSul, Azhari Idris; beserta jajaran management lainnya.
Lapangan yang dikunjungi oleh SKK Migas adalah Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang merupakan bagian dari Pertamina Subholding Upstream Regional Kalimantan.
Terhitung dari 1 Januari hingga 20 Desember 2022, Terminal Senipah telah melakukan 26 kali pengapalan minyak dengan rata-rata 2-3 kali per bulan. Dan untuk sisa Desember 2022, lifting akan dilaksanakan pada 30 dan 31 Desember 2022.
“Pertama sekali dalam sambutan saya, kita patut berbangga bahwa Indonesia adalah Negara yang dibangun dari hasil Minyak dan Gas Bumi, Terkait dengan industri migas, bahwa sampai beberapa waktu ke depan sektor migas masih sangat berperan dan dibutuhkan sebagai motor penggerak ekonomi indonesia”, ujar Nanang.
Lebih lanjut Nanang menyampaikan bahwa peranan migas kedepannya akan semakin dibutuhkan di tengah proses transisi energi yang saat ini tengah berlangsung. “Migas akan terus semakin dibutuhkan karena peranannya tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai modal pembangunan sebagai bahan baku berbagai industri seperti petrokomia, pupuk dan lainnya”, kata Nanang.
Namun demikian, lanjut Nanang, era easy oil sudah tidak ada lagi, sekarang tantangan semakin menantang. Maka dari itu seluruh KKKS dihimbau untuk dapat meng-agresifkan eksplorasi sebagai wujud tabungan agar dapat dikomersialisasi beberapa waktu ke depan.
"Saya harap agar KKKS fokus kepada aspek operasi, saya siap untuk mendukung KKKS dalam pemenuhan target pada tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)", terang Nanang.
Sementara itu, terkait dengan komitmen operasi, General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam, Raam Krisna mengatakan PHM berusaha untuk terus menerapkan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada.
“Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam operasi produksi, drilling, well intervention/ well connection, maintenance/inspection works didukung dengan implementasi SUPREME dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi PHM.” ujar Krisna.
Selain itu ditambahkan oleh Krisna, semua upaya ini juga dilakukan untuk memenuhi target WP&B 2022 yaitu untuk capaian produksi Gas 550 MMscfd dan produksi Minyak 19,500 BOPD.
Hingga tanggal 28 Desember 2022, tercatat capaian rata-rata produksi PHM untuk gas mencapai 520 MMscfd dan produksi minyak mencapai 24,961 BOPD. Hal ini membuktikan bahwasanya PHM telah mencapai 97% produksi gas dan 99% produksi minyak dari target WP&B yang telah disepakati bersama antara SKK Migas dan PHM.
“Ini semua tentunya merupakan hasil kerja keras dari seluruh Perwira PHM dan juga hasil dari kolaborasi yang sangat baik dengan semua stakeholder, khususnya dengan Pemerintah baik yang berada di Pusat maupun dengan Daerah, SKK Migas Pusat dan Perwakilan KalSul, maupun dengan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk perusahaan kami.”pungkas Krisna.
Selain itu, Krisna juga memaparkan bahwa pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia di awal tahun 2021 telah membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan WK Mahakam secara lebih ekstensif termasuk program eksplorasi sumur baru.
“Kami berhasil merealisasi sumur tajak pada tahun 2022 yaitu sebanyak 96 development well dan 1 sumur eksplorasi. Hal ini tentu saja wujud nyata upaya PHM untuk menahan laju penurunan produksi dan mendukung pencapaian target produksi migas nasional” imbuh Krisna.
Direktur PHI, Chalid Said Salim mengatakan bahwa pencapaian produksi PHM ini tentunya tidak terlepas dari kontribusi proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) yang on stream pada 20 Mei 2022 silam.
Terkait hal ini, Chalid menjelaskan bahwa produksi yang cukup besar dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional saat ini dan masa mendatang sekaligus menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur.
“Hal ini wujud nyata dari komitmen Regional Kalimantan untuk terus berupaya dalam penyediaan energi nasional.”ungkap Chalid.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov