28
Aug
Jakarta – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berkolaborasi dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) menjalankan Program Rehabilitasi Orang utan yang berlokasi di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Sejak tahun 2021, program ini telah mengadopsi tiga individu orangutan bernama Bagus, Ecky dan Pedrosa yang akan dilepasliarkan kembali ke habitat mereka di hutan bebas apabila sudah selesai masa belajarnya di Sekolah Hutan.
Senior Manager Relations PHI Farah Dewi mengungkapkan bahwa sejak tahun 2022, program ini pun memberikan dukungan rehabilitasi kepada 3 individu orangutan yang memerlukan perawatan khusus (unreleaseable), selain 3 individu orangutan yang dapat dilepasliarkan (releaseable) diatas.
“Kegiatan Konservasi orang utan membutuhkan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, masyarakat, organisasi masa dan pelaku bisnis; karena keberadaannya sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem serta memberikan manfaat secara luas yang akan dinikmati bersama,” jelas Dewi.
Dewi menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari CSR Perusahaan. “Kami berupaya untuk terus menerapkan program-program CSR yang dapat memberikan dampak signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin ke 13 dan 15 terkait perubahan iklim dan menjaga ekosistem di darat,” ujarnya.
CEO Yayasan BOS Dr. Jamartin Sihite menjelaskan bahwa sebagai primata yang memiliki 97% DNA sama seperti manusia, kita semua perlu untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang urgensi perlindungan spesies ini. Pelaksanaan konservasi Orang utan membutuhkan kerja sama semua pihak agar upaya perlindungan Orang utan ini bisa berjalan baik.
“Orang utan memiliki peran penting sebagai umbrella spesies di hutan yang membantu meregenerasi hutan yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan kebutuhan hidup spesies lain di hutan, termasuk juga kebutuhan manusia akan udara segar, air bersih, dan perlindungan tanah,” ungkapnya.
Jamartin menambahkan bahwa program rehabilitasi yang dilakukan oleh Yayasan BOS berfokus pada pedoman dan kriteria nasional dan internasional (IUCN), yang bertujuan membekali orangutan yatim di “Sekolah Hutan” dengan ketrampilan bertahan hidup yang sesuai dengan kebutuhan mereka saat cukup dewasa untuk dilepasliarkan, dimana mereka diajarkan cara untuk bertahan hidup di hutan seperti mencari makan, membuat sarang, memanjat pohon, dan mengenali musuh alami.
Dalam rangka Hari Orangutan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 19 Agustus, Manager Environment PHI Kemas Adrian mengharapkan bahwa dukungan ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat secara luas dan upaya pelestarian orangutan ini dapat melestarikan ekosistem vital hutan rumahnya, dapat meningkatkan populasi Orangutan di alam.
”Kami menjalankan program pengelolaan lingkungan sesuai komitmen Perusahaan untuk mengurangi emisi karbon, melakukan efisiensi energi, dan konservasi lingkungan, seperti program rehabilitasi orangutan ini, serta mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan net zero emission di tahun 2060,” jelas Kemas.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Regional 3 Kalimantan. Tahun 2022 lalu, melalui anak perusahaan dan afiliasinya, PHI mencatatkan produksi minyak sebesar 57,8 ribu barel minyak per hari (MBOPD) produksi gas sebesar 668,3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung #EnergiKalimantanUntukIndonesia. PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov