02
Dec
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bekerja sama dengan pemerintah kecamatan, Desa, Dinas Kelautan dan Perikanan Kutai Kartanegara serta Yayasan RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) melakukan Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Perlindungan serta Pelestarian Pesut Mahakam di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Minggu, 16 September 2019 kemarin.
Kegiatan ini adalah salah satu bentuk kontribusi PHM terhadap program pemerintah dalam program pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan perlindungan spesies langka di Kalimantan Timur. Selain itu, PHM juga mendorong kemandirian kelompok masyarakat melalui usaha ekonomi yang berkelanjutan.
PHM memberikan pendampingan pada penetapan zonasi kawasan konservasi Pesut Mahakam dengan melaksanakan studi pinger akustik serta melaksanakan kegiatan survei kualitas air yang dilakukan bersamaan dengan survei populasi pesut. Selain itu, kampanye di lingkungan masyarakat terkait sampah dan kegiatan bebersih kampung dan sungai, serta pembagian drum sampah juga dilakukan sebagai bagian dari program pengelolaan lingkungan Sungai Mahakam.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kutai Kartanegara, Abdullah Panusu, mengatakan pemerintah Kukar sangat berterima kasih kepada PHM karena mendukung program pemerintah dalam perlindungan satwa langka. “Pesut adalah simbol provinsi Kalimantan Timur. Jadi sudah sepantasnya kita lindungi dan kita jaga. Karena kita tahu bahwa pesut termasuk kedalam satwa langka dan sudah hampir punah”. Selain itu, Abudullah mengharapkan masyarakat juga harus menjaga lingkungan sekitar habitat pesut dengan tidak membuang sampah sembarangan. Acara ini juga dihadiri oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kukar Yusha Abdi, Camat Kota Bangun Mawardi, Pejabat Kades Pela Sofiannur, Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Alimin serta Rsdmg Luhur sebagai perwakilan management PHM.
Kegiatan yang diawali dengan perlombaan bebersih kampung telah dilaksanakan sejak 1 September 2019. Penjurian kebersihan desa dari RT 001 hingga 006 di Desa Pela Kota Bangun ini melihat aspek tong sampah dan MCK yang dimiliki dimasing-masing RT tersebut. Selain itu, kebersihan jembatan dan tanaman juga menjadi salah satu aspek penilaian. Pada acara kemarin dilakukan juga serah terima secara simbolik tong sampah dan kunjungan ke museum nelayan di Desa Pela.
Tercatat 500 orang penerima manfaat program secara langsung di Kecamatan Kota Bangun yang terdiri dari 10 Desa yaitu Desa Pela, Desa Sangkuliman, Desa Koba Ulu, Desa Koba Ilir, Desa Liang Ulu, Desa Liang Ilir, Desa Koba Seberang, Desa Kedang Murung, Desa Muhuran, serta Desa Sebelimbingan. Secara tidak langsung program ini tercatat berdampak pada sekitar 4,000 orang.
Tanggapan yang diterima oleh penerima maafaat ini sangat positif. Mereka sangat antusias dan sangat mendukung program Desa Wisata. Salah satu bentuk antusias warga adalah dengan mengumpulkan sampah di pinggiran sungai dan memilah sampah tersebut.
Pesut dapat hidup di 2 (dua) habitat, sungai air tawar dan daerah pesisir yang berair payau. Berdasarkan data, satwa ini terdapat di 3 sungai besar dunia, yakni Mahakam (Indonesia), Mekong (Vietnam, Laos, Kamboja) dan Ayeyarwaddy (Myanmar). Survei yang dilakukan Yayasan RASI pada tahun 2017-2018 menyatakan bahwa, populasi pesut di Sungai Mahakam berkisar 83-87 ekor. Sedangkan jumlah kematian rata-rata per tahun 3 ekor dengan angka kelahiran antara 4-6 ekor. Hasil Studi RASI menyatakan penyebab kematian pesut 66% akibat terjerat rengge nelayan.
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov