28
Sep
JAKARTA – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di wilayah kerja Kalimantan sebagai bentuk implementasi inovasi sosial. Salah satunya adalah Petani Maju 4.0 Pemuda Kembali Bertani oleh Lapangan BSP yang dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Program ini berawal dari kondisi masyarakat di area sekitar Lapangan BSP yang banyak pengangguran di kalangan pemuda, dimana mereka tidak berminat dengan kegiatan pertanian dan memiliki kemampuan terbatas pula.
“Saat itu ada sekitar 250 pemuda yang menganggur. Dan kami melihat ada potensi untuk mengembangkan sektor pertanian dengan melibatkan mereka,” kata Dony Indrawan, Manager Communication, Relation and CID PHI, dalam Sharing Session “Strategi Investasi Sosial dan Pencapaian Proper di Sektor Hulu Migas”, diselenggarakan oleh Energy & Editor Society (E2S), Jumat (24/9).
Program Petani Maju 4.0 melibatkan petani tua dan muda, mereka berkolaborasi menggarap lahan pertanian dengan memanfaatkan pula perangkat drone, aplikasi tanam digital hingga praktik pertanian pertakultur dengan Bio-Tasuke. Dekomposer Bio-Tasuke dibuat dari limbah organic, sehingga program ini merupakan integrasi teknologi dan pertanian.
Terbukti program ini berhasil mengatasi masalah sosial yakni dengan mengurangi jumlah pemuda penggangguran di area itu hingga 13%, sekaligus pengolahan dan daur ulang limbah organik menjadi pupuk.
Menurut Dony Indrawan, inovasi adalah kunci masa depan Pertamina. “Lapangan mature butuh inovasi, kreatifitas untuk menghasilkan migas terus menerus. Kami melakukan dengan efektif dan efisien. Demikian pun kami juga membuat inovasi social investment yang kemanfaatannya terus bergulir,” terangnya.
Selain Program Petani 4.0, PHI juga mengunggulkan Program Tani Terpadu Sistem Inovasi Sosial Kelompok Setaria atau Tante Siska Lapangan PT Pertamina EP Sangasanga Field dan Budidaya Lalat Hitam (Bulatih) Pertamina Hulu Kalimantan Timur untuk bisa meraih predikat Proper Emas 2021.
Dalam acara sharing session, selain Dony, juga hadir sebagai pembicara Sigit Reliantoro, Plt Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK; Krisdyatmiko, Ketua Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM; dan Risna Resnawaty, Pakar CSR dan Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad.
Menurut Sigit, Proper membagi kegiatan pemberdayaan masyarakat ke dalam empat tipologi yaitu program yang bersifat charity yang merupakan tingkatan terendah, menunjang pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas masyarakat, dan tipologi tertinggi adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mandiri dan bermartabat.
“Proper berhasil mendorong perusahaan peserta untuk mengurangi proporsi program yang bersifat karitatif atau charity menjadi jenis program yang lain seperti peningkatan kapasitas, infrastruktur dan pemberdayaan,” katanya.
Sigit mengatakan pada 2020 inovasi masih akan menjadi trademark Proper, yakni: harus ada biaya yang diturunkan, beban yang dikurangi, dan ada value yang disampaikan.
“Syarat Proper emas adalah program yang bisa berhasil membuat inovasi sosial, tidak hanya berhasil CSR tapi juga bisa membuktikan secara terukur, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara efisien dengan cara penyelesain baru,” kata Sigit.
Krisdyatmiko mengatakan Proper adalah sistem yang bagus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, dan motivasi perusahaan dalam melaksanakan CSR.
Berdasarkan identifikasi idealisasi perusahan dalam melakukan CSR karena perusahaan itu mempunyai resources, philanthropic dalam arti giving to other. “Jadi bagaimana resource itu dimanfaatkan, tidak hanya untuk kepentingan perusahaan, tapi juga masyarakat luas,” kata dia.
Menurut Risna, inovasi sosial lahir ketika ada komitmen perusahaan untuk masyarakat sekitar. Inovasi sosial juga mempunyai keterkaitan dnegan berbagai macam perubahan yang terjadi.
“Inovasi sosial dalam CSR pada intinya adalah respon yang efektif dalam mengatasi community unmeet needs. Inovasi sosial memiliki tujuan sosial dan motif sosial. Inovasi sosial adalah aktivitas atau pelayanan inovasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki tujuan tujuan sosial dalam aktivitasnya,” kata dia.
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov