02
Jan
Kutai Kartanegara - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menginisiasi Program Petani Maju 4.0 sejak 2018 dan saat ini telah membina 2 kelompok tani yang menguasai keterampilan bertani dengan teknik Pertakultur di Kelurahan Sanipah dan Handil Baru Darat, Kec. Samboja, Kab. Kutai Kartanegara yang letaknya tidak jauh dari wilayah PHM Lapangan Bekapai Senipah Peciko (BSP).
Teknik yang diperkenalkan dalam Program Petani Maju 4.0 ini adalah inovasi Sistem Pertanian Pertakultur yang mengintegrasikan sistem pertanian dari hulu ke hilir dengan sistem Pertakultur ramah lingkungan. Program ini memiliki 3 keunikan yaitu kolaborasi petani tua dan muda, inovasi dekompose biotasuke dari limbah organik.
Ada juga integrasi teknologi dan pertanian berupa penggunaan drone untuk monitoring pertanian dan mitigasi karhutla serta pengembangan aplikasi tanam digiyal untuk pemasaran produk.
Program Petani Maju 4.0 mengelola limbah organik dan berhasil menghasilkan inovasi pupuk cair organik (PCO), yang diberi nama Biotasuke hingga 500 liter per bulan. PCO ini juga digunakan untuk pemupukan dalam proses penyemaian tumbuhan langka di greenhouse di Lapangan BSP untuk mendukung program Keanekaragaman Hayati.
Frans Alexander A. Hukom, Head of Communication Relations & CID PHM Zona 8 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream Pertamina mengungkapkan tahun ini fokus program pada penyiapan kemandirian sebagai bagian dari exit strategi.
“Harapannya pada tahun 2022, Program Petani Maju 4.0 dapat menjadi rujukan dan wilayah percontohan agrowisata ramah lingkungan di Kutai Kartanegara,” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Frans, PHM menargetkan kelompok pemuda untuk implementasi program ini, karena merekalah yang diharapkan dapat meneruskan budaya bertani. Awalnya pemuda yang mau terlibat di kegiatan pertanian bisa dihitung jari, namun kini setelah program dijalankan, jumlah pemuda yang bergabung terus meningkat, di antara mereka ada yang terlibat langsung dalam kegiatan pertanian dan peternakan, serta ada pula yang aktif dalam pemasaran produk.
Pelaksanaan program telah dapat mengurangi jumlah pengangguran dengan pemberdayaan 33 pemuda bertani dan mendukung pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah organik.
Dari aspek pengelolaan lingkungan, program mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah perkebunan sebanyak 259,2 kg CH4/tahun. Sementara itu, pengurangan karbon stok biomassa mencapai 91,64 ton CO2/tahun dan penghematan biaya irigasi sebesar Rp1,2 juta per tahun.
Teknologi lain yang diperkenalkan adalah pemanfaatan aplikasi Tanam Digital yang menjadi sarana pemasaran daring serta akses informasi produk pertanian dan peternakan.
Saat ini para pemuda tersebut yang menjadi operator aplikasi Tanam Digital, untuk menarik minat pembeli produk-produk hasil pertanian maupun olahan produk pertanian yang dihasilkan. Keunikan program lainnya, kelompok Petani Maju 4.0 diperkenalkan penggunaan drone untuk kegiatan patroli hijau.
"Kini mereka mampu mengolah data untuk memantau kesuburan dan sekaligus mengidentifikasi lahan-lahan yang rawan kebakaran", pungkas Frans.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com..
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov