28
Jun
Jakarta – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melalui anak perusahaan dan afiliasinya yang merupakan KKKS produsen gas alam berhasil mendukung PT Badak NGL dalam penerapan inovasi berupa metode LPG Production Booster System (LPBS) pada kilang LNG Bontang sehingga gas alam yang dihasilkan oleh PHI dapat kembali berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dalam negeri dan mengurangi impor LPG nasional.
Kilang LNG Bontang yang dikelola oleh PT Badak NGL mengolah gas alam menjadi Liquefied Natural Gas (LNG) serta produk sampingannya seperti LPG dan kondensat. Kilang ini didesain untuk mengolah gas dengan kisaran kandungan metana antara 87-88%. Namun, sejak kuartal ketiga tahun 2017, kilang LNG Bontang menerima gas dengan kandungan metana melebihi desain kilang. Akibatnya, komponen LPG yang ada di feed gas digunakan untuk memproduksi LNG sehingga LPG tidak dapat dikapalkan. Hal ini menyebabkan peningkatan impor LPG untuk kebutuhan dalam negeri.
Untuk mengatasi masalah tersebut SKK Migas bersama PHI dan PT Badak NGL membentuk gugus tugas untuk melakukan studi inovasi. Pada Februari 2020, gugus tugas sepakat untuk memodifikasi kilang Bontang dengan penerapan metode LPBS. Metode ini dilaksanakan dengan menambahkan alat pendingin scrub column condenser di unit fraksinasi sekaligus mengganti media pendinginnya dari semula Propane Refrigerant menjadi Mixed Component Refrigerant (MCR). Inovasi ini sekaligus menjadi pionir yang dapat diterapkan di kilang LNG di seluruh dunia.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia, John Anis menyampaikan komitmen Perusahaan untuk terus menerapkan inovasi, berkolaborasi, dan menciptakan nilai yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah, masyarakat, dan pemegang saham.
“Kami mendukung penerapan metode LPBS pada kilang LNG Bontang sehingga gas alam yang diproduksi oleh PHI dapat dikapalkan dalam bentuk LPG. Keberhasilan pengapalan kargo LPG produsen gas pada periode April 2022 – April 2023 sebesar lebih dari 80 ribu MT menghasilkan tambahan pendapatan bagi Perusahaan lebih dari 50 juta dollar,” ujar John.
John menambahkan bahwa kolaborasi PHI dan PT Badak NGL dalam proyek ini meraih penghargaan khusus dari PT Pertamina (Persero) yakni sebagai The Best Collaborative Action Program. ”Atas kesuksesan inovasi dan kolaborasi ini, pengapalan kargo LPG dapat dilakukan secara berkala sehingga berkontribusi secara langsung dalam pemenuhan kebutuhan LPG dalam negeri dan mengurangi impor LPG nasional yang dapat menghemat devisa negara,” pungkasnya.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Regional 3 Kalimantan. Tahun 2022 lalu, melalui anak perusahaan dan afiliasinya, PHI memproduksi minyak sebanyak rata-rata 57,8 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 668,3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung #EnergiKalimantanUntukIndonesia. PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
****
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov