19
Jan
Depok – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/ AI) untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan operasi hulu migas. PHI, yang diwakili Tim Information Technology/ IT, tampil sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penerapan AI di lingkungan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Kegiatan FGD dibuka oleh Sekretaris Utama BPOM Rita Mahyona dalam acara yang berlangsung di Hotel Savaro Depok pada tanggal 28 November 2023. Sedangkan rangkaian kegiatan FGD dipimpin oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan BPOM A. Indra Jaya Sukma.
Pada kesempatan tersebut, Manager IT Planning, Relation, Governance & Security PHI, Rizal Purwanto, memaparkan profil PHI, industri migas dari hulu hingga hilir, serta kaitannya dengan AI. “Kegiatan berbagi pengalaman ini menjadi wujud komitmen PHI untuk terus memberikan manfaat dan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Apa yang kami lakukan di industri hulu migas bisa menjadi inspirasi bagi industri lain untuk menggunakan AI dalam mendukung keberhasilan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan,” jelas Rizal.
Paparan tersebut dilanjutkan oleh Asisten Manager Data Management PHI Deffarmen Mehan yang menjelaskan konsep dan pemanfaatan AI secara umum serta penerapannya di industri hulu migas. “Beragam manfaat penggunaan AI antara lain memprediksi titik pengeboran berdasarkan data seismik, memprediksi perforasi berdasarkan data reservoir atau zona cadangan migas, mengatur jadwal perawatan mesin wellhead gas compressor berbasis machine learning, melakukan pemantauan kondisi kesehatan pekerja berdasarkan hasil tes kesehatan, dan pemanfaatan Natural Language Processing dalam kategori teks,” jelasnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan BPOM A. Indra Jaya Sukma memberikan apresiasi kepada PHI atas dukungannya dalam kegiatan ini. Dia berharap paparan PHI dapat memberikan manfaat dan pembelajaran bagi implementasi AI di BPOM pada masa mendatang. Saat ini BPOM sedang berupaya memanfaatkan AI untuk mendukung pengawasan obat dan makanan.
“AI merupakan teknologi di bidang ilmu komputer yang merujuk pada kemampuan mesin untuk meniru kecerdasan manusia, mencakup berbagai teknik dan metode yang memungkinkan komputer untuk memahami, belajar, dan mengambil keputusan berdasarkan data yang tersedia. Untuk mendukung pengawasan obat dan makanan, AI juga dapat dimanfaatkan dengan menggunakan data yang dimiliki BPOM,” paparnya.
Indra menambahkan, era revolusi industri 4.0 menekankan pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya. Hal itu turut mempengaruhi pola distribusi produk obat dan makanan secara online, sehingga peredaran produk obat dan makanan di wilayah Indonesia semakin masif dan luas. Sebagian besar pengguna internet di Indonesia melakukan pembelian barang maupun jasa secara online atau praktik e-commerce. Kondisi ini menjadikan tantangan pengawasan menjadi semakin besar seiring risiko peredaran produk palsu dan ilegal di jalur online maupun offline.
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov
18
Nov